Ragam Tulisan

Senin, 31 Oktober 2011

Hari Keuangan Republik Indonesia Tahun 2011



Surabaya, 31 Oktober 2011

Tanggal 30 Oktober pada masa enam puluh lima tahun yang lalu, merupakan sebuah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia.  Untuk pertama kalinya, Pemerintah Indonesia yang berdaulat menerbitkan Uang Republik Indonesia (ORI) untuk menggantikan uang Jepang dan uang Javasche Bank tidak berlaku lagi.
Terbitnya ORI bukan sekedar lambang kedaulatan Indonesia, namun membangkitkan semangat rakyat Indonesia untuk terus menjaga dan mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia dari tangan penjajah.Semangat inilah yang patut pegawai Kementerian Keuangan teladani dalam keseharian kita menjalankan tugas pengabdian kepada bangsa dan negara. Pengabdian yang harus dijunjung dan dijalankan secara ikhlas dari hati nurani kita masing-masing, sebagai wujud nyata seorang hamba menjalankan amanah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sebagaimana sambutan wakil Menteri Keuangan dalam upacara Hari Keuangan RI ke-65. Beliau mengatakan bahwa, Kementerian Keuangan sebagai instansi pemerintah yang menjadi pionir dalam melaksanakan reformasi birokrasi, mengemban tugas yang tidak mudah. Agar berhasil, semua itu harus dilaksanakan dengan kesungguhan hati, konsistensi dan keinginan bersama untuk menjadi yang lebih baik. Nilai-nilai yang telah ditetapkan seperti  Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan dan Kesempurnaan hendaknya dijunjung sebagai nilai luhur dan diimplementasikan dalam kehidupan nyata sehari-hari sehingga diharapkan akan mewujudkan individu dan organisasi yang handal, bermartabat, dan berkompeten.
Keberhasilan untuk mencapai hal-hal di atas tentu saja tidak datang dengan sendirinya. Namun datang dari suatu proses panjang, yang mana diperlukan perjuangan dan andil dari semua elemen instansi untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Beliau juga mengamanat kan kepada seluruh jajaran pegawai Kementerian Keuangan berharap agar selalu menunjukkan hasil kerja yang berkualitas dan berintegritas, selalu bersikap responsif, selalu menjunjung azas transparansi dan akuntabilitas, sehingga dapat memberikan yang terbaik bagi bangsa.


Akhirnya, dalam menyambut Hari Keuangan Republik Indonesia ke-65 ini. Izinkan saya sebagai salah satu pegawai aktif Kementerian Keuangan RI untuk memanjatkan do’a :

Ya ALLAH, di hari ini jadi keuangan ke-65 kami bermunajat kepada-Mu dengan segala kerendahan hati.
Pada hari jadi keuangan ke-65 ini kami bertekad meningkatkan kinerja kami, memperbaiki citra kami, memberikan pelayanan yang baik dan terbaik kepada masyarakat pengguna kami. Jadikanlah kami pekerja Kementerian Keuangan yang bekerja dengan professional dan berkarya dengan hati.
Ya ALLAH, perbaiki hubungan antar kami
Rukunkan antar hati kami
Tunjuki kami jalan keselamatan
Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang
Jadikan kumpulan kami jama’ah orang muda yang menghormati orang tua
Dan jama’ah orang tua yang menyayangi orang muda
Jangan Engkau tanamkan di hati kami kesombongan dan kekasaran terhadap kami
Jadikanlah kami orang yang berilmu dan mau mengamalkan ilmunya.
Bersihkan hati kami dari benih-benih perpecahan, pengkhianatan dan kedengkian dari benih-benih pamrih dan kesombongan 

Ya ALLAH, wahai yang memudahkan segala yang sukar, mudahkanlah ikhtiar kami
Wahai yang menyambung segala yang patah, sambungkanlah asa kami
Wahai yang menemani semua yang tersendiri, temanilah dalam memperbaiki citra kami
Wahai pengaman segala yang takut, berikanlah rasa aman kepada kami
Wahai penguat segala yang lemah, kuatkanlah hati kami untuk tetap konsisten dengan tekad kami
Mudah bagimu memudahkan segala yang susah, mudahkanlah penggapaian cita-cita kami dalam mendukung reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan ini.

Ya ALLAH, kami takut kepada-Mu
Selamatkan kami dari semua yang tak takut kepada-Mu
Jaga kami dengan Mata-Mu yang tiada tidur
Lindungi kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus
Kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami
Jangan binasakan kami, karena Engkaulah harapan kami
 “ALLAH sebaik baik pemelihara dan Ia paling kasih dari segala kasih”

Ya ALLAH, ampunan-Mu lebih luas dari dosa-dosa kami
Dan rahmah kasih sayang-Mu lebih kami harapkan daripada amal usaha kami sendiri
Dengan kasih sayang-Mu Ya ALLAH, kirimkanlah kepada kami pemimpin sejati
Berikanlah kami pemimpin yang berhati lembut
Yang menjadi musim bunga hati kami, Cahaya hati kami, Pelipur sedih dan duka kami, Pencerah mata kami.
Pemimpin yang lebih takut bahaya maksiat daripada lenyapnya pangkat dan kekayaan
Berikan kami kesempatan dan kekuatan, keikhlasan dan kesabaran
Untuk menyambung cita dan asa mulia ini
Hingga kepada generasi setelah kami
Jangan jadikan kami pengkhianat yang memutuskan mata rantai kesinambungan ini
Dengan sikap malas dan enggan berubah
Karena takut rugi dunia

Yaa ALLAH, Wahai yang tiada memerlukan penjelasan dan penafsiran
Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak, namun Engkau Maha Tahu dan melihatnya. Maka kabulkanlah permintaan kami ini. Amiin…


BJJB TVOne Episode Mesir : Budaya Indonesia di Negeri Piramid

 
Surabaya, 29 Oktober 2011
Tadi malam pukul 21.00 WIB saya sedang menyaksikan program Bukan Jalan Jalan Biasa (BJJB) di TV One. Episode kali ini sangat menarik perhatian saya karena mengangkat tema tentang kebudayaan Indonesia di negara Mesir. Sebagaimana kita ketahui, Mesir merupakan negara kawasan Timur Tengah yang tandus dan tentu saja letaknya jauh dari Indonesia. Mesir adalah tempat peradaban tertua di dunia, dengan adanya kebudayaan hierogliph dan raja Fir’aun yang terkenal. Sehingga Mesir menjadi salah satu situs warisan dunia yang sangat penting. Selain itu di negara ini terdapat perguruan tinggi tertua di dunia, dimana biasanya para santri Indonesia sangat mendambakan untuk dapat menimba ilmu disana. Itulah Universitas Al-Azhar, universitas yang sudah banyak mencetak imam-imam besar terkenal di dunia..
Yang membuat petualangan di progam BJJB kali ini menjadi lebih menarik adalah perjalanan mereka mengenali budaya Bangsa Indonesia yang ternyata berkembang di negara Mesir. Indonesia sebetulnya tidak terikat langsung dengan negeri piramid ini, namun toh pengenalan budaya kita bisa sampai jauh ke negeri ini.
Sebagai contoh adalah ada sebuah jalan di kota Mesir yang dinamakan dengan nama proklamator kita yaitu jalan Ahmad Sukarno. Yang lebih mengesankan lagi, ternyata masyarakat disana mengenal siapa Sukarno dan mengapa jalan ini dinamakan beliau. Sungguh menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya.
Tak hanya itu, sang proklamator tak hanya dijadikan nama jalan saja disana. Namun, sang proklamator ternyata membawakan benih mangga ke Mesir. Uniknya, walaupun Mesir adalah negara timur tengah yang terkenal panas dan tandus, pohon mangga dapat tumbuh subur dan berbuah lebat di sana. Masyarakat Mesir sangat menggemari minum jus mangga. Merekla biasanya menikmati segelas jus mangga sebagai pelepas dahaga ditengah panas dan teriknya matahari negeri piramid.
Hal lain yang tak kalah unik adalah adanya rumah makan khas masakan Indonesia di Mesir, mulai dari rendang, gado-gado, hingga masakan-masakan khas daerah-daerah di Indonesia yang terkenal dengan cita rasa yang kaya akan rempah-rempah disajikan disana. Bapak Uncu, sang pemilik restoran Khas Indonesiamengatakan, walaupun harganya berkali-kali lipat dari harga di tanah air, namun rumah makan khas Indonesia ini tidak pernah sepi pengunjung. Bahkan, penikmat masakan rumah makan ini tidak hanya Warga Negara Indonesia saja, namun juga warga negara serumpun seperti Malaysia atau warga Mesir keturunan Indonesia.
Rumah makan khas Indonesia di Mesir mungkin menarik perhatian kita, tapi mungkin anda kaget mendengar cerita ini. Pernah nonton film Ketika Cinta Bertasbih kan...?? Ingat tokoh Azzam yang jualan bakso di Mesir guna membiayai kuliahnya di Al Azhar..?? nah, ternyata ada juga lho mahasiswa Indonesia yang jualan bakso disana. Yaah... bakso sangat digemari bukan hanya di film saja namun di kehidupan nyata, bakso memang laris manis di Mesir.
Tak kalah menariknya dengan nama jalan dan kuliner Indonesia di Mesir. Di Mesir juga terdapat sebuah padepokan Pencak Silat juga lhoo..!!! Dan pesertanya bukan hanya warga Indonesia saja. Namun, masyarakat Mesir juga boleh ikut belajar Silat. Tujuan mempelajari silat ini sebenarnya bukan hanya memperkenalkan budaya bela diri asli Indonesia saja, namun juga untuk membekali mereka dengan keterampilan pertahanan diri. Seru bukan..??? Waahh bangga yaah kebudayaan kita terkenal di negara orang...


Akhirnya petualangan tim Bukan Jalan Jalan Biasa di Mesir membuat saya kembali berpikir. Kalau kebudayaan kita saja bisa begitu berkembang dan diminati oleh masyarakat di luar negeri, seharusnya kita sebagai penduduk Indonesia lebih peduli akan kelangsungan dari kebudayaan kita yang sangat kaya dan beragam ini. Kita punya kewajiban untuk ikut melestarikan budaya kita sendiri, sehingga tidak ada lagi yang peristiwa budaya kita dicaplok dengan pengakuan oleh negara asing. Sungguh sebuah ironi bukan jika hal itu terjadi..???

Sabtu, 29 Oktober 2011

Semangat Idul Fitri

 Surabaya, 29 Oktober 2011
Tak terasa bulan Dzulhijah sudah datang, padahal rasanya baru kemarin kita merayakan Idul Fitri. Tak sengaja menemukan tulisan ini diantara notes Blackberry saya, maka kenapa tak saya upload saja. Toh semangat Idul Fitri harus tetap ada di 11 bulan lainnya... Selamat Membaca..!!!
Bahagialah atas anugerah Allah SWT yang telah mempertemukan kita dengan hari raya Idul Fitri. Oleh karena itu, marilah kita sambut kemenangan ini dengan penuh suka cita atas perjuangan kita selama bulan Ramadhan yang meliputi :
  1. Kemenangan iman atas kekufuran
  2. Kemenangan akhirat atas dunia, kemenangan obsesi akhirat yang abadi atas obsesi dunia yang fana, letih dan melelahkan
  3. Kemenangan kesabaran atas pengendalian diri, atas seluruh hal-hal yang diharamkan dan syubhat
  4. Kemenangan kejujuran dalam keislaman dan keimanan, sehingga kita produktif dalam mencetak amal sholeh dan keebajikan yang mencakup dunia ukhrawi
  5. Kemenangan diri atas hikmah, berkah dan ampunan yang senantiasa dirindukan oleh umat Islam di seluruh dunia
  6. Kemenangan kepedulian sosial. Selama bulan Ramadhan kita dilatih untuk selalu peduli terhadap dinamika sosial meliputi: shalat berjama'ah, buka bersama, sahur, mendengarkan ceramah, mengaji, pengumpulan zakat infaq dan shodaqoh. Keberkahan itu selalu menyertai kebersamaan.
Sangatlah tepat apabila ke enam poin tersebut dijadikan dorongan semangat yang diimplementasikan dalam perencanaan, pelaksanaan program pembangunan dan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Hakikat shaum Ramadhan sesungguhnya merupakan sebuah universitas/ kawah candradimuka untuk mendidik manusia agar menjadi manusia bertaqwa. Ibarat sebuah baju, baju yang bagus bukanlah terletak pada harganya, namun yang patut dan menjadikan si pemakainya bermartabat. Selain itu, taqwa adalah sandang akhlaq kepada ‎Allah sikap memelihara apa yang dikaruniakan-Nya, sikap merdeka dan kokoh menuntun manusia pada keadaan selamat dalam naungan kekuasaan-Nya, bersandar dengan penuh dan meng esakan-Nya.
Saya berkeyakinan, jika nilai-nilai taqwa kita refleksikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, maka akan terwujud sebuah tatanan masyarakat yang kita cita-citakan. Masyarakat yang berbasiskan pada prinsip hukum, moral yang ditopang oleh keimanan, menghormati pluralitas dan sifat gotong-royong dalam menjaga kedaulatan negara melalui ikatan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah kebangsaan dan ukhuwah kemanusiaan.
Idul fitri merupakan momentum yang tepat bagi kita untuk membangun komitmen dengan menempatkan fitrah kemanusiaan pada makna yang sebenarnya. Nilai-nilai ketaqwaan yang telah kita raih melalui ibadah puasa di bulan Ramadhan harus menjadi konsensus dan komitmen bersama, untuk kita implementasikan dalam seluruh aspek kehidupan termasuk aktivitas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
Nilai-nilai ketaqwaan haruslah menjadi halaman pertama dalam program pemerintahan dan pembangunan saat ini. Hal ini penting demi terwujudnya bangsa Indonesia yang maju, mandiri dan berdaya saing, melalui tata kelola pemerintahan yang baik dan pemantapan pembangunan kerakyatan berdasarkan religius, kultural dan berwawasan lingkungan. Harapan dan cita-cita ini tidak dapat diwujudkan tanpa sinergitas konstruktif dari seluruh elemen bangsa. Oleh karena itu, dengan hikmah Idul Fitri marilah kita kristalisasikan semangat kemenangan ini untuk membangun pemahaman, komitmen dan konsistensi yang dilandasi oleh kebersamaan, kesadaran dan kesungguhan untuk berpartisipasi dalam pembangunan.

Akhir kata, tak ada perpisahan yang lebih mengharukan daripada perpisahan kita dengan bulan Ramadhan, di dalamnya kita semua diantarkan secara perlahan menuju titik fitrah. Titik penciptaan kita yang lebih bersih dan suci. Berjabat tangan merupakan hal yang penting, namun jauh yang lebih penting adalah berjabat hati karena itulah tuntunan fitrah seperti Nabi Muhammad SAW ajarkan. Untuk itu ijinkanlah saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, Minal Aidzin wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Bathin...

Membangun Sebuah Pernikahan


 Surabaya, 29 Oktober 2011
Setiap manusia pasti mendambakan mempunyai pasangan yang sah yang diikat melalui sebuah pernikahan. Pernikahan merupakan momen sakral yang tidak hanya menjadi awal penyatuan dua insan, namun juga sebagai pintu gerbang untuk memasuki lautan kehidupan yang berbeda, yaitu kehidupan berumah tangga.
Menyatukan sifat dan keinginan dua manusia yang berbeda bukanlah sesuatu hal yang mudah. Disini setiap pasangan dituntut untuk dapat saling bekerja sama, saling memahami,  dan saling mencintai agar biduk rumah tangga yang telah mereka bangun berhasil mengarungi lautan pernikahan. Namun tak sedikit pula pasangan yang karam biduk rumah tangganya sehingga mereka lebih memilih proses berpisah dengan cara bercerai.
Setiap Lelaki Sholeh pasti mendambakan wanita sholehah yang kelak akan menjadi pendampingnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarga, anak dan istri. Pemimpin yang menentukan arah keluarga akan dibina serta menafkahi secara lahir dan batin. Bukan tugas yang mudah memang, namun setidaknya dia harus dapat mengikhtiarkan calon pasangan yang baik dan terbaik bagi dirinya. Dan ketika lelaki itu menemukan wanita yang dipilihkan Allah SWT untuknya, maka ia berkata:
"Ketika saya menikah nanti.... Saya ingin menjadi istimewa di matanya, dapat membuat binar pelangi kebahagiaan yang tulus di wajahnya, dapat membumikan cinta ke dalam hatinya dan dengan senyum tulusnya pula, dia mampu membuat hati saya bergetar penuh syukur keharuan akan anugerah terindah-Nya..."
 Setiap pasangan seyogyanya telah memahami bagaimana membangun nilai-nilai pernikahan agar kelak pasangan tersebut dapat membangun keluarga yang Sakinah, Mawahdah dan Warohmah. Nilai-nilai membangun sebuah pernikahan, adalah sebagai berikut:
  1. Manusia makhluk sosial, tidak bisa hidup sendiri. Oleh karena itu butuh pasangan.
  2. Terima kekurangan pasangan anda sebagaimana anda menerima kelebihannya.
  3. Manusia tidak ada yang sempurna, namun mencintai haruslah sempurna.
  4. Komunikasikan segala macam permasalahan dengan pasangan anda. Jujurlah pada pasangan anda, jangan ada yang ditutup-tutupi.
  5. Tanamkan nilai-nilai kesabaran dalam menjalankan komitmen. Kemudian berjanjilah "Saya tidak akan bercerai". Fikirkan betapa anda akan menyia-nyiakan do'a orang-orang yang mendo'akan&hadir di pernikahan anda.
  6. Jangan lupakan Allah dalam membina keluarga. Seringlah melakukan dzikir, do'a & sholat bersama. Mintalah petunjukNya agar keluarga yang anda bangun diberkahi.
Saya memang masih baru dalam membina rumah tangga, namun saya berharap semoga pandangan saya ini dapat menambah khasanah pengetahuan bagi anda yang akan memasuki dunia pernikahan.

Pajak di Indonesia, apa Kata Dunia???


Surabaya, 29 Oktober 2011
Pajak merupakan sumber daya terbesar dalam menyelenggarakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum. Lembaga Pemerintah yang mengelola perpajakan negara di Indonesia adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang merupakan salah satu direktorat jenderal yang ada di bawah naungan Departemen Keuangan Republik Indonesia.(sumber : wikipedia)
Dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2011, pemerintah merencanakan penerimaan dari sektor perpajakan mencapai Rp 839,5 triliun. Jumlah ini menyumbang sekitar 77 persen dari total pendapatan negara dan hibah. Potensi sebesar ini tentu saja harus diamankan guna pengoptimalan penggunaan pajak dalam menyelenggarakan program-program pemerintah yang telah disusun di APBN.
Yang menjadi sorotan, penerimaan pajak tidak seratus persen dapat direalisasikan oleh pemerintah. Masih ada selisih terkait jumlah yang seharusnya diperoleh sebagai penerimaan pajak dengan jumlah uang yang ada di Kas Negara dari perolehan pajak. Padahal ketentuan mengenai perpajakan telah diatur dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan stdd Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, sedangkan untuk pengelolaannya diatur dengan Perdirjen Ditjen Perbendaharaan PER-78/PB/2007 tentang Modul Penerimaan Negara.
Aturan ini juga memungkinkan pembayaran pajak dilakukan melalui banyak saluran penerimaan. Dengan banyaknya saluran penerimaan pajak, baik melalui bank-bank persepsi maupun kantor pos. Ternyata belum dapat dikelola dan diawasi secara ketat oleh pemerintah. Setiap uang setoran pajak yang disetorkan ke kas negara melalui berbagai saluran tadi, tidak serta merta mencerminkan potensi pajak yang ada. Bahkan pelayanan bank-bank terhadap para wajib setor maupun pelayanan yang diberikan oleh para petugas pajak belum seperti yang gencar di-iklankan saat ini. Sehingga dogma yang ada di masyarakat adalah bahwa membayar pajak itu adalah sulit dan birokrasi itu menyulitkan.

Sudah menjadi tugas besar pemerintah untuk menunjukkan bahwa pemerintah sedang menuju reformasi birokrasi yang berdasarkan prinsip Good Governance. Sebagaimana di luar negeri, seharusnya para wajib pajak tidak perlu lagi dipusingkan oleh birokrasi yang berbelit-belit, namun cukup dengan beberapa pengesahan yang mudah dan tidak “jelimet”.
Selain itu,diperlukan penyempurnaan regulasi mengenai pengelolaan penerimaan negara agar tidak tumpang tindih serta pelaksanaannya secara tegas. Seperti pemberian sanksi bagi bank-bank yang tidak memenuhi standar pelayanan penerimaan negara serta evaluasi berkala terhadap kinerja bank-bank tersebut. Satu hal lagi yang dapat menjadi solusi, diperlukannya sebuah sistem informasi penerimaan negara yang terintegrasi sehingga wajib pajak dapat melakukan transaksi perpajakan dimanapun dan kapanpun. Seperti, melalui fasilitas internet banking ataupun di gerai-gerai mini market. Hal ini diharapkan akan mengoptimalkan pencapaian target penerimaan negara.

Mahasiswa Anti Demonstrasi



Surabaya, 29 Oktober 2011
Di jaman reformasi ini, yang namanya unjuk rasa atau biasanya disebut dengan demonstrasi kerap dilakukan. Kebebasan berpendapat dan berekspresi yang menjadi ciri khas demokrasi yang dianut oleh negara kita saat ini memang mau tidak mau akan memunculkan banyak demonstrasi. Sebagian orang memandang demonstrasi sebagai gerakan yang dipolitisir, yang hanya membawa pesan pihak-pihak yang berkepentingan saja, identik dengan demonstran bayaran bahkan cenderung anarkis. Padahal, demonstrasi merupakan sebuah alat penyeimbang dalam sebuah kehidupan berdemokrasi.
Berdasarkan Wikipedia, Unjuk rasa atau demonstrasi (“demo”) adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok. Unjuk rasa umumnya dilakukan oleh kelompok mahasiswa yang menentang kebijakan pemerintah, atau para buruh yang tidak puas dengan perlakuan majikannya. 
 Yang menjadi sorotan saya, mahasiswa kadang terlalu bersemangat untuk melakukan unjuk rasa sebagai rasa kekecewaannya terhadap pemerintah. Memang sudah seharusnya  mahasiswa merupakan satu-satunya alat kontrol independen terhadap pemerintahan yang berkuasa. Namun tak jarang saya menemukan bahwa biasanya mahasiswa yang aktif berdemonstrasi tidak mengetahui secara detil apa yang sebenarnya mereka perjuangkan.
Contoh, mahasiswa menuntut agar pegawai negeri yang korupsi dihukum gantung. Seharusnya dia memikirkan terlebih dahulu apabila dia juga menjadi pegawai negeri yang korupsi nantinya sebelum dia berdemo. Coba bayangkan, ketika mahasiswa tersebut diterima menjadi seorang pegawai negeri sipil, mempunyai anak yang akan sekolah, kemudian istri yang hamil besar lalu mertua yang sakit-sakitan. Apabila berpikir jauh ke depan, maka konsistensi mahasiswa yang idealis akan diuji. Apakah dia kuat menahan godaan untuk tidak korupsi, ataukah dia akan menjadi salah satu pegawai korup juga dengan alasan kepepet kebutuhan??
Saya tidak mengajarkan mahasiswa untuk korupsi, namun saya berbicara mengenai kenyataan. Mahasiswa berani bersuara karena mereka belum diuji. Tugas mereka adalah belajar dan menuntut ilmu. Namun ketika dihadapkan permasalahan yang sesungguhnya, tentu tidak semudah apa yang telah mereka demonstrasikan.
Mahasiswa sejati tidak hanya pandai berdemo. Kelak mahasiswa yang akan menggantikan setiap elemen bangsa ini. Jadilah mahasiswa yang jujur, beretika dan konsisten hingga jabatan apapun. Jangan menjadi mahasiswa yang hanya berkoar-koar akan kekecewaan namun tak pernah menjadi bagian solusi dari bangsa ini. Mulailah aksi nyata dari sekarang. Menuntut ilme dengan baik lalu sempurnakan sistem bangsa secara menyeluruh dan mengisinya dengan orang-orang yang kredibel, jujur, bertanggung jawab dan terhormat.
Dari argumentasi yang sedikit dan sederhana ini saya sangat berharap, bahwa mahasiswa pada akhirnya akan menentukan masa depan bangsa ini. Jangan menjadi mahasiswa yang mempunyai kultur gemar ber-unjuk rasa, namun berikan yang terbaik untuk pembangunan bangsa yang kita cintai ini. Semoga Allah, Tuhan Yang Maha Sempurna senantiasa membimbing kita semua.

Blackberry, Fenomena si Telepon Pintar


Surabaya, 29 Oktober 2011
Saat ini siapa yang tidak kenal dengan BlackBerry, fenomena gadget canggih ini telah berkembang bukan hanya menjadi kebutuhan akan sarana komunikasi saja, namun juga menjadi tren dan gaya hidup. Orang tua, muda, mahasiswa, pekerja, pebisnis hingga ibu rumah tangga menggunakan Blackberry. Bahkan tren saat ini bukanlah menanyakan no handphone namun menanyakan PIN BB sebagai identitas untuk berkomunikasi satu sama lain.
BlackBerry (BB) adalah perangkat selular yang pertama kali di perkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan kanada yang bernama Research In Motion (RIM). BlackBerry masuk dan diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 200. Produk yang menjadi andalan BlackBerry yaitu layanan Push e-mail nya karena semua e-mail baru, daftar kontak dan informasi kalender “didorong” secara otomatis masuk kedalam Blakberry dan dengan Push e-mail milik BlackBerry pengiriman dan penerimaan e-mail dengan BlackBerry dapat dengan mudah dilakukan. Selain itu fitur lain yang dimiliki BlackBerry yaitu tersedianya beberapa fasilitas chatting BlackBerry Messenger yaitu fasilitas chatting dengan memasukan PIN BlackBerry untuk menambah teman, seperti Yahoo Messenger jika untuk menambah teman anda harus memasukan e-mail teman anda, maka BlackBerry memiliki fitur PIN Blackberry sebagai identitas.
Perkembangan Blackberry di Indonesia memang cukup mengesankan. Indonesia nampaknya memang pasar yang sangat empuk bagi RIM untuk meraup keuntungan. Jika dilihat dari perkembangan jumlah pelanggan di Indonesia, tahun lalu jumlah pelanggan BlackBerry di Indonesia mencapai 2,63 juta dan tahun ini diperkirakan mencapai 4 juta,  sehingga menjadikan Indonesia sebagai pasar terbesar BlackBerry di Asia Tenggara.
Memiliki telepon seluler pintar semacam Blackberry memang menyenangkan. Tak hanya menghibur, tapi juga bermanfaat untuk pekerjaan. Namun, di balik nilai positif yang ditawarkan, perangkat canggih itu ternyata menyimpan sejumlah efek buruk yang dapat mengganggu kesehatan penggunanya antara lain :
         1.         Membuat Ketagihan 
Studi Rutgers University pada 2006 menyimpulkan, Blackberry dan perangkat serupa memicu kenaikan penggunaan internet yang cukup signifikan, namun berdampak buruk bagi kesehatan mental.
         2.         Mengganggu Tidur 
Pengguna Blackberry yang memiliki kebiasaan memainkannya sebelum tidur rentan mengalami insomnia, sakit kepala, dan kesulitan berkonsentrasi. Penelitian yang dilakukan Uppsala University di Swedia menambahkan bahwa radiasi telepon seluler bisa mengganggu aktivitas tidur.
         3.         Memicu Cemas 
Studi yang dilakukan MIT's Sloan School of Management pada 2007 mengungkap, penggunaan Blackberry membentuk budaya stres di tempat kerja. Fasilitas internet 24 jam yang dijagokan telepon seluler pintar itu mengacaukan waktu luang pekerja. Tugas dan hal-hal yang menyangkut pekerjaan bisa hadir kapanpun, termasuk kala sedang libur.
         4.         Melemahkan Otak 
Blackberry berisiko melemahkan daya konsentrasi penggunanya. Karakternya yang mampu membuat pengguna melakukan sejumlah hal dalam waktu bersamaan (multitasking) cenderung membuat seseorang kesulitan menyerap informasi lantaran fokusnya mudah beralih dari satu hal ke hal lain.
 Ironisnya masyarakat di Indonesia belum mengoptimalkan fungsi dari Blackberry itu sendiri. Dari jutaan pengguna BB, hanya setengahnya yang telah memanfaatkan fasilitas push E-mail. Selebihnya BB hanyalah digunakan untuk telpon, sms atau BBM saja. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya masyarakat Indonesia bukanlah menggunakan perangkat canggih ini untuk dapat lebih mudah berinteraksi di dunia maya, namun hanya sekedar ikut-ikutan latah akan maraknya penggunaan gadget ini. Yang lebih parah lagi, RIM sebagai satu-satunya penyedia layanan push E-mail, belum bersedia menyediakan server dan layanan purna jualnya di Indonesia. Padahal seperti yang kita ketahui, Indonesia adalah pasar terbesar Blackberry di kawasan Asia Tenggara. Bisa kita bayangkan, betapa konsumen Blackberry di Indonesia tidak mempunyai pelayanan yang cukup baik dari produsen Blackberry, bahkan uang yang konsumen bayarkan sebagai pelanggan layanan Blackberry tidak dapat dipotong pajaknya oleh pemerintah kita. Namun saat ini, pemerintah telah menyusun regulasi untuk mengintervensi pihak RIM agar bersedia menyediakan wakilnya di Indonesia.
Fenomena Blackberry memang tidak lepas dari kebutuhan masyarakat akan peningkatan aktifitas dunia maya. Sebagai masyarakat modern, internet telah menjadi dunia kedua yang menjadikan kita mampu berinteraksi dengan siapapun, dimanapun dan saat kapanpun. Tentu saja hal ini harus dilandasi dengan etika ber-internet yang baik agar kita menjadi masyarakat modern yang dinamis, inovatif namun santun.

Dahsyatnya Jadi Pengemis


Surabaya, 29 Oktober 2011
Sebagaimana kita ketahui, perkembangan kota-kota besar di Indonesia tidak selalu membawa efek baik bagi masyarakatnya. Salah satu efek samping atas pengembangan kota adalah menjadikannya daya tarik kaum urban (pendatang) dengan harapan mencari penghidupan yang lebih baik di kota. Jakarta misalnya, setiap tahunnya tak kurang dari seratus ribu orang pendatang baru memasuki Jakarta, padahal jumlah lapangan pekerjaan di Jakarta tidaklah sebanyak itu. Belum lagi ditambah kemacetan dan kepadatan penduduk yang semakin memperparah ibukota. Celakanya kaum pendatang yang datang ke ibukota tidak selalu dibekali keterampilan yang cukup untuk mencari pekerjaan di ibukota. Alhasil, kaum ini akan semakin terpinggirkan oleh kejamnya kehidupan ibukota sehingga mereka akan semakin menjejali kolong-kolong jembatan, pelataran toko dan tempat-tempat yang bisa mereka jadikan rumah. Tanpa punya keahlian, mereka akhirnya hanyalah menjadi gelandangan dan pengemis dengan harapan menerima belas kasihan orang lain. Jika dibiarkan, maka para penegmis seperti ini akan terus bertambah bak jamur di musim hujan.
Sebenarnya, budaya meminta-minta bukanlah jati diri bangsa ini. Jika kita tengok jaman perjuangan, kemerdekaan Indonesia diraih bukan dengan meminta belas kasihan Jepang yang telah dihancurkan Amerika, namun kemerdekaan kita raih dengan segenap pengorbanan tumpah darah para pahlawan kita. Inilah yang menjadikan kita bangsa besar yang bangga akan kemerdekaannya. Bahkan agama pun mengajarkan bahwa menjadikan tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Namun, dengan menjamurnya pengemis dan gelandangan telah menunjukkan bahwa budaya asli kita telah terkikis oleh mental peminta-minta.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa seorang pengemis di Jakarta mengaku bisa mendapatkan uang rata-rata sebesar seribu rupiah dari setiap menitnya, maka dalam satu jam mereka dapat mengumpulkan Rp 60.000,-. Sehingga apabila dia beroperasi mulai dari jam 10 pagi hingga jam 8 malam, dia berhasil mengumpulkan uang Rp 600.000,- dan dalam sebulan penghasilannya sama dengan Rp 18.000.000,-. Dahsyat bukan??? Berprofesi pengemis ternyata bisa membuat anda jadi jutawan secara matematika. Kemudahan mendapatkan begitu banyak uang menjadi salah satu faktor keengganan beralih profesi dari seorang peminta-minta menjadi seorang buruh pekerja atau wirausaha. Sehingga ini juga akan memupuk mental yang hanya mengadahkan tangan berharap pemberian orang lain.
Pengemis, gelandangan dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Itulah bunyi opasal 34 UUD 1945. Namun apabila kita berkaca pada kenyataan, seharusnya pasal ini dihapuskan, karena ternyata pemerintah gagal memelihara mereka. Bukannya tanpa alasan saya berpendapat demikian, seharusnya pemerintah harus dapat membuat solusi mengenai hal ini bukan seperti diberlakukannya Perda DKI Jakarta no 8 tahun 2007  tentang ketertiban umum pasal 40 c yang memberikan sanksi kepada masyarakat yang kedapatan memberikan bantuan kepada pengemis. Peraturan ini tidak akan efektif menangani masalah pengemis bahkan tidak masuk akal. Pengemis ada karena timpangnya pemerataan pembangunan wilayah kota dan desa, keterampilan minim yang dimiliki kaum urban hingga kemiskinan yang semakin merajalela. Selain itu, pemerintah tidak boleh menutup mata bahwa eksistensi pengemis ternyata dipelihara oleh “antek-antek” negara. Mereka dibiarkan ada karena mereka juga menjadi sumber penghasilan para oknum aparat yang menerima setoran para pengemis.
Menyelesaikan masalah pengemis memang tidak mudah. Namun saya sangat berharap bahwa seharusnya pengemis tidak ada di Indonesia, mengingat Indonesia merupakan negara yang dikaruniai Tuhan sumber daya yang kaya nan melimpah apalagi kita bukanlah bangsa pengemis sehingga mental meminta-minta harus dihapuskan dari bangsa ini.

Persib Bandung Menuju Industri Sepakbola Maju dan Mandiri



Surabaya, 29 Oktober 2011
Sepakbola merupakan cabang olahraga terpopuler didunia saat ini. Kita bisa melihat bagaimana antusiasme orang-orang untuk membicarakan sepakbola dan tim-tim kesayangan mereka. Berbagai macam liga terkenal hadir di semua belahan dunia, seperti liga Premier Inggris, Serie-A Italia, Laliga Spanyol dan tidak ketinggalan tentunya liga Indonesia.
Sebagaimana semua liga di dunia, Liga Indonesia tentu terikat dengan aturan Badan Regulasi Persepakbolaan Dunia atau biasa disebut dengan FIFA. Inilah tugas yang diemban oleh PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) untuk dapat menyelenggarakan liga yang professional, layak dan diakui oleh dunia sehingga sepakbola tidak hanya sebagai tontonan olahraga semata, namun menjadikannya sebuah komoditi industri.
Mengutip dari sebuah artikel, sepakbola sebagai sebuah industri memiliki potensi yang besar untuk berkembang sebab jumlah penggemar yang jumlahnya milyaran. Konsep industri sepakbola pada dasarnya adalah bagaimana sepakbola sebagai sebuah event mampu menguntungkan semua pihak yang terlibat mulai dari pemain, panitia pelaksana, klub, hingga penikmat sepakbola sebagai sebuah tontonan. Klub harus bisa mandiri dan bisa memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan berbagai aset yang dimilki klub seperti penjualan pemain, penjualan tiket pertandingan, penjualan berbagai merchandise dan bagaimana menarik minat investor atau perusahan swasta mau memberikan dana promosinya.
Namun membuat sebuah klub sepakbola di Indonesia menjadi mandiri tidak bisa dilepaskan dari persoalan pendanaan yang tidak sedikit. Ironisnya, sumber pendanaan utama, masih tergantung pada APBD. Padahal dengan diterbitkannya Permendagri (Peraturan Mentri Dalam Negeri) 13 tahun 2006 dan Permendagri Nomor 59 tahun 2007 yang mengatur ketentuan hibah (yang diberikan kepada sebuah klub sepakbola) tidak dapat dilakukan secara terus menerus.
Sebagaimana kita ketahui, Persib Bandung merupakan salah satu klub besar di Indonesia. Klub yang berdiri sejak 14 Maret 1933 telah menjadi simbol kebanggaan Masyarakat Tanah Pasundan. Antusiasme para bobotoh (pendukung Persib Bandung) selalu menyemarakkan setiap pertandingan Maung Bandung (Julukan Persib Bandung) dengan memenuhi seluruh penjuru stadion, warung-warung dan tempat nonton bersama lainnya. Dari yang muda hingga dewasa semua senang membicarakan kiprah Persib Bandung di kancah persepakbolaan nasional.
 Sejalan dengan  perubahan paradigma sepakbola yang sudah bergeser ke arah profesional-nasional. Persib harus bertekad untuk menjadi mandiri dan lepas dari ketergantungan ABPD. Perubahan-perubahan positif harus terus dijalankan pengurus Persib dengan cara mengubah pengelolaan klub melalui semangat kewirausahaan yang pada akhirnya menuntun Persib menjadi klub mandiri.
 
Pengelolaan klub Persib Bandung yang saat ini dilakukan oleh PT. PBB (Persib Bandung Bermartabat) haruslah memenuhi kaidah-kaidah pengelolaan yang professional dan mumpuni. Tidak hanya memikirkan aspek keuntungan belaka, namun PT. PBB wajib untuk memenuhi 5 (lima) aspek  yang menjadi standar sebuah klub menjadi industri sepakbola, yaitu :

          1.  Aspek Ke-olahragaan
Aspek –aspek ini meliputi kewajiban setiap klub memiliki program pengembangan pemain muda dan tim dalam usia tertentu, sehingga akan timbul regenerasi secara berkesinambungan. Kedua, setiap klub harus mampu mengembangkan program kesehatan untuk pemain, sekaligus menjamin masa depan pemain dalam masa kontrak untuk disertakan kedalam program asuransi. Ketiga, adanya Perjanjian Kerja/Kontrak Kerja merupakan unsur utama lahirnya hubungan kerja. Dengan adanya hubungan kerja akan timbul hak dan kewajiban antara para pihak.
         2.  Aspek Sarana dan Prasarana
Yakni dengan menyediakan Stadion Pertandingan yang representatif dan berstandar dunia seperti kerataan dan kekerasan tanah, kualitas rumput, drainase, penerangan dan MCK. Tak kalah penting juga harus memperhatikan kenyamaman penonton serta kepentingan media. Selain itu klub harus menyediakan fasilitas training yang mencukupi yang terdiiri dari, lapangan sepakbola indoor dan outdoor, gymnasium, kolam renang, shower, dsb.
         3.  Aspek Administrasi dan Kesekretariatan
Setiap klub diwajibkan memiliki manajemen. Manajemen adalah satuan organisasi yang melakukan rangkaian kegiatan pengelolaan terhadap pekerjaan ataupun operasional klub dan bantuan lainnya yang dilaksanakan sebagai kegiatan penunjang dengan memberikan kerangka yang menghubungkan wewenang penetapan dan penghubung antar posisi para anggota organisasi. Orang-orang yang terlibat dalam hubungan manajerial ini meliputi Public Relation yang  bertujuan menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan para stake holder, membangun penilaian positif dan mereduksi penilaian negatif yang berkembang. 
Selain itu adanya perangkat pendukung klub yang akan terlibat secara langsung dalam setiap pertandingan seperti pelatih berlisensi, asisten pelatih, manajer, dokter, psiko analis, terapis, dan lainnya yang bertugas merencanakan, mengelola, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi seluruh tahapan pelaksanaan pertandingan, mengatur persiapan, pengkondisian dan penciptaan suasana yang kondusif. Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan operasional yang berkaitan dengan pelaksanaan pertandingan, serta melaksanakan koordinasi dan komunikasi dengan semua unsur yang terlibat pelaksanaan pertandingan.
         4.  Aspek Hukum
Akta pendirian sebuah klub harus mendapatkan pengesahan dari legalisator lokal yang terdaftar dan disahkan oleh Instansi pemerintah terkait, dalam hal ini Departmen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. Selain itu, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebuah klub harus dibuat dan dilaksanakan mengacu kepada Anggran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang lebih tinggi dalam hal ini mengacu kepada Federasi lokal, Federasi Regional dan Federasi Dunia
         5.  Aspek Keuangan
Sebagai sebuah klub professional, maka klub wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah melalui proses audit dari auditor eksternal dan independen dan jika sudah masuk listing di pasar modal harus telah melalui audit oleh auditor yang terdaftar di BAPEPAM. Keseimbangan antara pembiayaan dan pendapatan sangat diperlukan dalam menyusun rencana anggaran dan klub diharapkan mampu memaksimakan potensi yang dimiliki serta membatasi ketergantungan pada satu sumber saja serta memastikan kelangsungan klub dapat tetap beroperasi jika salah satu atau lebih sumber finansial berhenti. Selain itu, kerjasama dan kemitraan dibutuhkan sebagai salah satu bentuk untuk menghasilkan kebijakan strategis jangka panjang untuk kelangsungan klub.
Apabila diamati, saat ini Persib Bandung masih dalam tahapan menuju terciptanya industri sepakbola yang mandiri. PT. PBB sebagai pengelola utama pada kenyataannya belum mampu mengelola kegiatannya secara optimal. Klub sebesar Persib Bandung secara keuangan memiliki potensi yang begitu besar, banyak para investor yang berminat untuk menjadi mitra Persib Bandung. Kebijakan dan pengelolaan yang tepat harus segera diambil oleh PT. PBB jika Persib Bandung ingin mewujudkan tujuan dan cita-cita bersama dalam membangun Persib Bandung yang mandiri dan berprestasi kebanggaan para bobotoh.

Jumat, 28 Oktober 2011

Memahami si-Darah Muda



Surabaya, 28 Oktober 2011
Indonesia hari ini sedang merayakan Hari Sumpah Pemuda. Apabila kita menengok 83 tahun yang lalu, para pemuda Indonesia-lah yang bertekad menyatukan semangat menjadi sebuah gebrakan massal dalam mendorong Bangsa ini untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Walhasil, bangsa kita bisa merdeka walaupun dengan awal semangat. Namun tahukah anda seperti apa sebenarnya sifat pemuda atau bisa kita bilang remaja ini? Apa yang melatarbelakangi semangat remaja yang menggelora?
Remaja..... Ketika saya mendengar kata-kata ini saya menjadi teringat beberapa tahun lalu ketika usia saya masih belasan menuju awal dua puluhan. Masa mulai dari sekolah menengah pertama, lanjut ke sekolah menengah atas dan masa perkuliahan. Masa remaja sungguh merupakan masa yang paling berkesan dalam hidup saya.
Mengapa demikian? Karena pada masa remaja saya mengalami banyak hal yang menjadikan saya lebih siap menghadapi masa sekarang bahkan masa yang akan datang. Pada masa remaja saya mengalami banyak lika-liku mengenai hidup seperti permasalahan dengan jati diri, pertemanan, orang tua bahkan asmara. Remaja merupakan masa yang penuh warna, masa dimana semua bisa terjadi bahkan yang kalau kita pikirkan sekarang saat kita dewasa itu merupakan tindakan bodoh, konyol bahkan mengerikan dan tak masuk akal untuk dilakukan.
Namun, apakah benar anak-anak remaja ini hanyalah sekedar bertindak bodoh? Apakah benar remaja itu identik dengan kekonyolan, labil, bermasalah  dan serampangan karena baru menjadi “orang setengah matang” seperti yang dipersepsikan orang dewasa selama ini?
Penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Health menunjukkan bahwa otak manusia mengalami penataan besar-besaran antara usia 12 hingga 25 tahun. Otak akan mengalami peningkatan kecepatan transmisi otak sehingga akan membuat otak manusia semakin cepat, efisien dan canggih. Hal ini juga yang menjadikan manusia lebih mahir dalam menetapkan sasaran, menggunakan ingatan dan pengalaman dalam proses pengambilan keputusan serta mempertimbangkan variabel dan agenda yang jauh lebih banyak daripada sebelumnya.
Jika perkembangan ini berlangsung normal, maka manusia semakin mampu untuk menyeimbangkan antara dorongan hati, keinginan, sasaran, kepentingan pribadi, aturan dan etika sehingga akan menghasilkan prilaku yang lebih masuk akal. Tetapi ada kalanya, terutama pada masa awal perkembangan ini, otak masih kikuk melakukannya. Inilah yang seringkali menyebabkan remaja melakukan pilihan yang terkadang membingungkan.
Menurut Laurence Steinberg, seorang psikolog yang berspesialisasi pada masa remaja mengungkapkan, strategi kognitif dasar remaja sama dengan orang dewasa. Mereka sama baiknya dalam memecahkan masalah menggunakan nalar sebagaimana orang dewasa. Yang membedakan adalah remaja merupakan seorang pengambil resiko terbesar. Mereka tidak meremehkan resiko, namun menimbang resiko dengan imbalan secara berbeda. Dalam hal ini, apabila menurut mereka imbalan yang diberikan sesuai dengan yang mereka inginkan, maka mereka lebih menghargai imbalan dibandingkan dengan orang dewasa.
Contohnya ketika remaja dan orang dewasa disuruh mengemudikan motor mengelilingi kota. Ketika remaja disuruh mengelilingi kota sendirian, dia dalam situasi ruang kosong atau Steinberg mengatakan situasi “tenang” secara emosional dan mengambil resiko setara dengan orang dewasa. Namun ketika ditambahkan unsur yang penting bagi remaja, misalnya ketika teman-temannya melihatnya, maka dia akan mengambil resiko dua kali lipatnya. Si remaja akan mencoba menerobos lampu merah di tempat yang sebelumnya dia berhenti. Sementara itu, cara orang dewasa mengendarai motornya tidak berbeda saat temannya menonton.

Bagi Steinberg, hal ini menunjukkan secara jelas bahwa pengambilan resiko muncul bukan karena daya pikir yang lemah, namun karena penilaian lebih tinggi terhadap imbalan. Steinberg juga meyakini bahwa pertimbangan resiko melawan imbalan yang dimenangkan oleh resiko memiliki pengaruh terhadap proses evolusi manusia mengenai kemauan mengambil resiko untuk memberikan adaptasi terhadap kehidupan. Kesuksesan sering kali mengharuskan kita untuk  keluar dari rumah dan memasuki sesuatu yang kurang aman. Inilah yang mendorong untuk merasakan sesuatu sensasi yang baru.

Mencari hal baru, keputusan yang penuh resiko, dan pergaulan dengan teman-teman sebaya, mungkin oleh kita hanya dilihat dari sisi melakukan hal-hal bodoh bersama-sama teman mereka. Namun sesungguhnya remaja mungkin makhluk yang paling bisa beradaptasi secara sempurna terhadap lingkungannya dan memang semestinya begitu sebagai spesies manusia. Remaja merupakan proses dalam evolusi manusia, sehingga sifat-sifat remaja telah membuat manusia dapat menyebar ke seluruh planet.

Teori yang telah dijelaskan di atas mungkin tidak bisa seluruhnya diterima oleh para orang tua, terutama yang menghadapi remaja dalam masa paling sulit seperti pembangkang ataupun badung. Banyak orang yang mati dalam pertempuran sama hal nya dengan banyaknya remaja yang mati karena alkohol, kecanduan narkoba maupun yang lainnya.

Jika anda kesal dalam menghadapi remaja, maka besarkanlah hati anda dengan mengingat otak mereka masih dalam tahap perkembangan dan proses pematangan. Namun disini lah peran orang tua dimulai. Orang tua harus berkomunikasi dan membimbing secara tegas anak remajanya tanpa terlalu ikut campur, tetap akrab tetapi membiarkan anak mereka mandiri, maka anak-anak mereka akan lebih sukses dalam hidup.

 Suatu saat remaja akan mengakui bahwa pelajaran dari orang tua mereka-lah yang terbaik karena pengetahuan yang dihargai bukan karena pengetahuan yang dipaksakan oleh orang tua namun berasal dari perjuangan orang tua dalam memahami hidup yang kelak remaja tersebut akan benar-benar menyadari bahwa dia tidak hanya harus paham akan dunia orang tuanya namun juga paham dunia yang akan dia masuki kelak. Oleh karena itu, masa remaja akan menentukan keberhasilan mereka saat dewasa kelak.

Akhirnya, di momen Sumpah Pemuda ini semoga kita dapat menyiapkan remaja yang dapat membawa kualitas hidup yang lebih baik mengingat potensi yang luar biasa pada para remaja. Suka tidak suka remaja adalah orang-orang yang akan mengisi masa depan kelak, maka sebagai orang dewasa seyogyanya kita dapat bersinergi dengan mereka. Bukankan Bung Karno pernah mengatakan, “ Berikan aku sepuluh pemuda (remaja), maka aku akan mengubah dunia”.