Detail Buku :
1
|
Judul
|
:
|
Ironi Negeri
Beras
|
2
|
Pengarang
|
:
|
Muhamad
Khudori
|
3
|
Tahun
|
:
|
Maret 2008
|
4
|
Penerbit
|
:
|
INSIST press
|
5
|
Editor
|
:
|
Sandria
Komalasari
|
Beras merupakan komoditas
strategis. Tidak hanya bagi Indonesia, tapi juga negara-negara di dunia terutama
negara di kawasan Asia yang menjadikan beras sebagai pangan utamanya. Fungsi
strategisnya terletak pada posisinya yang menjadi pangan pokok (staple food)
sekitar 3 milyar orang orang atau separuh penduduk dunia.
Indonesia merupakan salah satu
produsen dan konsumen penting beras dunia. Sekitar 70% dari 25,4 juta rumah
tangga petani adalah petani pangan. Mereka menggantungkan hidupnya pada padi
yag ditanam di lahan-lahan sempit tidak lebih dari 0,25 hektare. Dalam sejarah
Indonesia, beras memiliki andil yang besar baik dalam sejarah di masa kerajaan/
masa penjajahan hingga sejarah kemerdekaan Indonesia. Beras menjadi komoditas
yang lebih penting dari pistol dan mesiunya.
Pada tahun 1404 hingga 1406, saat terjadi perang Paregreg yang merupakan
perang antara kerajaan majapahit istana barat dan istana timur, beras menjadi
akar konflik hingga mengakibatkan terjadinya perang saudara ini. Di masa
peperangan, beras juga memiliki makna sreategis, beras selalu dijadikan alat
untuk melemahkan pertahanan musuh. Ya, karena pasokan logistic adalah hal utama
bagi tentara dalam peperangan.
Lalu mengapa negeri zamrud
khatulistiwa ini kini harus terdaftar sebagai salah satu Negara pengimpor
beras? Nampaknya terjadi kesalahan dalam mengurus beras di negeri ini. Pasca
kemerdekaan peran beraspun berubah. Walaupun tetap pada perannya yang
strategis, namun kali ini sebagai alat politik.
Ada benang merah dalam
peristiwa politik di negeri ini yang melibatkan beras. Yakni mundurnya dua
presiden republik Indonesia. Pertama Mundurnya Soekarno ada tahun 1956 saat itu
terjadi krisis ekonomi yang sangat memprihatinkan hingga mengakibatkan harus
dilakukannya kebijakan sanering oleh pemerintah yang dijuluki sebagai kisah
“Gunting Safrudin”. Sanering membuat harga beras naik hingga 200% dan saat
itulah muncul gejolak di masyarakat akibat rasa lapar. Kemudian beras, mampu
menggoyang kursi kepresidenan Soekarno dengan alasan politik, Soekarno tak
becus mengurus beras di negeri ini.
Walaupun dalam masa
kepemimpinan Soeharto telah melakukan kebijakan besar di negeri ini. Dan penghayatannya
sebagai anak seorang petani dalam mengatasi krisis beras itulah yang membawa
Indonesia menjadi Negara Swasembada beras di tahun 1984. Namun, cerita
lengsernya Soeharto sama dengan Soekarno. Setelah berhasil menggulingkan
Soekarno, Soeharto tak menyangka kisah lengsernya ia dari kursi kepresidenan
akan sama dengan seniornya. Soeharto lengser di tahun 1998 dengan diawali
krisis ekonomi, naiknya harga beras, kelaparan dan akhirnya amuk masa. Begitulah
sejarah terulah akibat bulir-bulir beras.
Tidak hanya politik dalam
negeri. Dalam politik internasional, beraspun menjadi alat yang ampuh. Krisis
ekonomi yang melanda Indonesia telah berhasil membuat gelontoran modal asing
masuk ke negeri ini, hanya untuk mengatasi masalah beras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar